Om Baldan Founder DISAYA Group | Pejuang Keluarga yang terus belajar banyak hal dan berharap keberkahan Ilmu dari para Guru Kehidupan.

Perbedaan Website Statis dan Dinamis, Lengkap Contohnya

5 min read

Perbedaan Website Statis dan Dinamis Beserta Contohnya

Website merupakan portal dari berbagai dokumen yang berisi gambar, teks, audio hingga video. Jika ingin membuat sebuah website, maka sebaiknya kamu pahami dulu perbedaan website statis dan dinamis.

Fungsi website sendiri sangat beragam, karena tergantung dari jenis dan tujuannya. Untuk membuat website, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan agar sesuai dengan ekspektasi.  Berikut ini adalah pengertian, perbedaan, dan fungsi utama dari website:

Apa Perbedaan Website Statis dan Dinamis

Apa Perbedaan Website Statis dan Dinamis

Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, ada berbagai jenis website yang bisa diakses di internet. Dan setiap jenis website tentunya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Berdasarkan sifatnya, ada jenis website statis dan dinamis.

Berikut ini adalah penjelasannya:

1. Website Statis

Jenis website ini menampilkan konten yang konstan atau tidak berubah-ubah. Setiap lamannya juga dibuat dengan kode HTML dan memberikan informasi yang sama kepada pengunjungnya.

Jika ingin melakukan update terhadap website statis, maka hanya seorang webmaster dan developer saja yang bisa memahaminya. Biasanya, website statis menggunakan HTML dan CSS dalam pemrograman dan coding.

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan generator website statis, seperti Hugo, Hexo, dan Jekyll. Website statis juga tidak memerlukan database, karena tidak perlu melakukan update secara rutin.

Umumnya, jenis website ini digunakan untuk menampilkan informasi yang jarang diubah, seperti alamat, visi dan misi, kontak, profil serta sejarah perusahaan.

2. Website Dinamis

Kebalikan dari website statis, jenis dinamis menampilkan konten yang harus selalu diperbarui (update) secara rutin. Dengan sifatnya yang dinamis, website-nya jadi lebih mudah dikelola dibanding statis.

Bedanya, website dinamis memiliki database yang juga diakses oleh seorang webmaster dan developer. Namun, website dinamis tidak menutup kemungkinan untuk memiliki beberapa user agar memperbarui konten website tanpa harus mengganggu desain web nya.

Jadi, user tidak perlu mengubah script seperti website statis untuk mengubah konten yang ingin ditampilkan. Umumnya, website dinamis digunakan oleh e-commerce yang sering melakukan update konten.

Contoh Perbedaan Web Statis dan Dinamis

Contoh Perbedaan Web Statis dan Dinamis

Mungkin penjelasan di atas, belum banyak yang dituliskan perbedaan website statis dan dinamis. Namun, jika dilihat lebih detail, kedua jenis website ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan, seperti database hingga desainnya.

Berikut ini adalah uraiannya:

1. Database

Database menjadi bagian paling penting untuk menyimpan seluruh data di internet. Namun, website statis tidak membutuhkan database yang besar, karena penggunanya tidak harus menyimpan berbagai data penting.

Sementara untuk website dinamis, tentunya memerlukan database untuk menyimpan seluruh data atau proses data di internet. Pengguna jenis website ini umumnya menggunakan MySQL atau Oracle untuk database-nya.

2. Konten

Jika dilihat dari kontennya, website statis lebih jarang diperbarui isi kontennya, karena dinilai terlalu rumit. Sedangkan untuk website dinamis, tampilannya lebih menarik karena bisa diubah kapan saja.

Tentunya, hal tersebut menjadikan website dinamis lebih sering digunakan dibanding website statis. Sebab, konten menjadi salah satu cara untuk menarik minat pengunjung.

3. Desain Web

Desain web yang unik dan menarik tentunya akan meningkatkan rasa penasaran pengunjung. Saat kamu mengunjungi sebuah website, maka bisa melihat desain yang digunakan.

Website statis memiliki desain yang cukup sederhana, kemudian terkesan agak klasik (tradisional). Sedangkan untuk website dinamis, desainnya lebih kekinian dan bervariasi. Selain itu, penggunanya bisa menambahkan berbagai animasi untuk mempercantik tampilan website.

4. Ukuran Website

Perbedaan situs web statis dan dinamis selanjutnya adalah ukuran website. Jenis website statis memiliki ukuran yang lebih kecil, karena sistem pemrogramannya tidak rumit. Hal itu menjadi kelebihan dari website statis, karena bisa diakses lebih cepat oleh penggunanya.

Sebaliknya, ukuran website dinamis lebih besar. Hal itu dikarenakan bahasa atau sistem pemrogramannya lebih rumit, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengaksesnya.

5. Interaksi Pengunjung

Pada website statis, para pengunjung tidak bisa melakukan perubahan. Sehingga, jenis website ini terbilang kurang interaktif dan pengunjung hanya bisa mengakses serta menikmati kontennya.

Berbeda dengan website dinamis, karena pengunjung bisa berinteraksi dengan website, seperti login atau perubahan lainnya di dalam konten. Namun, hal tersebut bisa menjadi keunggulan sekaligus kekurangan website dinamis.

Seperti yang kita ketahui, sudah banyak data pengunjung website yang diretas hingga terjadi kebocoran data oleh pihak tak bertanggung jawab.

6. Bahasa Pemrograman

Website statis menggunakan bahasa pemrograman yang lebih sederhana, yakni HTML dan CSS. Sementara untuk website dinamis, bahasa pemrograman yang digunakan adalah HTML, ASP, Javascript, dan PHP.

7. Penggunaan Website

Biasanya, website statis digunakan sebagai situs penjualan tertentu. Jadi, konten halamannya hanya berisi produk dan kontak pemilik website tersebut.

Penggunaan website dinamis cukup beragam, seperti online shop atau media sosial yang mewajibkan adanya interaksi antara pengguna dan pengunjung website.

8. Perubahan Website

Pengguna website dinamis harus bekerja lebih ekstra untuk melakukan pembaruan konten. Sebab, perubahan konten pada website dinamis tidaklah mudah. Bahasa dan sistem pemrogramannya lebih rumit, lalu harus diubah di setiap halamannya.

Kemudian, website statis memiliki bahasa dan sistem pemrograman yang lebih sederhana, meskipun kamu harus merubahnya hingga ratusan halaman website.

9. Interaksi Pengguna Website

Saat membuat website, tentunya para pengguna memiliki berbagai tujuan yang berbeda. Biasanya, pengguna website statis dikhususkan untuk jangka panjang dan tidak perlu melakukan perubahan. Selain itu, pengguna juga tidak perlu berinteraksi dengan pengunjung.

Namun, website dinamis dikhususkan untuk kepentingan komersial. Sehingga, harus dilakukan perubahan setiap saat agar tujuan pembuatan website bisa optimal.

Fungsi Website yang Paling Sering Ditemui

Fungsi Website yang Paling Sering Ditemui

Website memiliki fungsi dan tujuan pembuatan, tergantung dari jenisnya. Berikut ini adalah fungsi website yang paling sering digunakan:

1. Blog/Website Pribadi

Sejak awal 2000, blog menjadi situs pribadi yang bisa diakses secara online. Jika kamu ingin berbagi pengalaman pribadi, cerita perjalanan, ataupun pendapat, maka bisa mempublikasikannya di blog.

Selain itu, blog juga bisa dijadikan sebagai lahan pekerjaan. Saat ini, sudah banyak blogger yang sukses melalui blog pribadinya.

Baca Juga: Cara Membuat Blog di Blogger untuk Pemula (Gratis + Dilengkapi Gambar)

2. E-commerce

Kamu juga bisa menggunakan website untuk membangun toko online atau e-commerce. Meski sudah menjual produk di media sosial atau marketplace, setidaknya kamu tetap memerlukan website.

Baca Panduan Berikut: Cara Membuat Website Toko Online di WordPress (Lengkap)

Nantinya, kamu bisa mengarahkan konsumen dari media sosial ke website toko online. Hal itu dilakukan agar seluruh transaksi bisa dilakukan di website tersebut.

Seluruh transaksi di toko online kamu akan tercatat secara otomatis. Kemudian, kamu bisa melakukan evaluasi melalui Google Analytics.

3. Situs Perusahaan

Jika perusahaan milikmu tidak berfokus pada transaksi online, maka kamu juga harus punya situs resmi. Hal itu bertujuan agar calon konsumen dapat melihat informasi resmi mengenai perusahaan kamu.

Baca: Cara Membuat Website Perusahaan dengan WordPress

Jadi, para calon konsumen akan mempercayai perusahaan kamu. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan informasi resmi melalui mesin pencarian saja.

4. Instansi/Lembaga Pemerintah

Website pun juga bisa digunakan sebagai laman resmi dari instansi pemerintah. Masyarakat nantinya bisa mengakses informasi terkini mengenai kegiatan organisasi.

Umumnya, website milik organisasi pemerintah menggunakan domain .org atau .or.id. Sedangkan untuk instansi pemerintah, biasanya menggunakan domain .go.id.

5. Komunitas

Saat ini, sudah banyak komunitas yang memiliki website sendiri dengan berbagai topik. Umumnya, satu website komunitas hanya mengulas tentang satu topik saja.

Pengunjung juga bisa memperoleh informasi terbaru, tutorial hingga tips dari beberapa topik tertentu di website tersebut.

6. Portal Berita Online

Pastinya, kamu tidak asing lagi dengan website yang satu ini. Pada era digital seperti sekarang ini, situs berita online telah menggeser media konvensional dalam memberikan informasi.

Contoh portal berita online yang bisa ditemui adalah Kompas.com, Detik.com, Kumparan.com, dan masih banyak lainnya.

Cara Membuat Website Sendiri dari Nol

Cara Membuat Website Sendiri dari Nol

Buat kamu yang ingin membangun bisnis atau perusahaan, maka perlu mengetahui cara membuat website sendiri dari nol. Meski terbilang sulit, namun kamu akan mengerti jika membuat website itu sebenarnya cukup mudah.

1. Tentukan Tujuan

Langkah pertama adalah menentukan tujuan website terlebih dahulu. Sebab, tujuan akan mempengaruhi website yang kamu buat dan sesuai dengan keinginan.

Kamu bisa menentukan tujuan website berdasarkan minat atau ketertarikan, seperti website toko online, website portofolio, atau website perusahaan.

2. Pilih Platform Website

Platform website yang bisa kamu gunakan adalah Content Management System (CMS). Jadi, nantinya kamu bisa membuat dan merubah konten tanpa harus memahami bahasa pemrogramannya.

CMS akan membuat website kamu jadi lebih mudah diakses. Salah satu platform yang bisa kamu gunakan untuk membuat website adalah CMS WordPress.

Silahkan baca artikel saya Cara Membuat Website dengan WordPress (Tutorial Step by Step)

WordPress menjadi pilihan terbaik bagi kamu yang baru pertama kali membuat website. CMS milik WordPress lebih populer dan banyak digunakan dibanding CMS lainnya.

3. Daftar Hosting dan Domain

Tidak hanya platform, kamu juga harus memiliki hosting. Nah, hosting sendiri memiliki tiga poin penting, yakni:

  • Sistem keamanan yang tinggi.
  • Kecepatan (loading) yang cukup baik.
  • Bisa diakses selama 24 jam.

Kamu bisa menggunakan jasa layanan hosting untuk memilikinya. Namun, kamu harus lebih teliti jika ingin menggunakan jasa tersebut. Setelah itu, kamu tinggal menentukan nama domain yang cocok untuk website milikmu.

Caranya, kamu bisa menggunakan nama domain yang unik dan mudah diingat. Hal tersebut akan membantu untuk meningkatkan traffic pengunjung website kamu.

Kamu juga bisa melanjutkan membaca artikel saya sebelumnya tentang Macam-macam Hosting, dari Gratis Hingga yang Bayar

4. Install SSL

Sebelum melakukan install aplikasi untuk website, kamu juga harus meng-install SSL (Secure Socket Layer). Selain mengamankan website, SSL juga akan membantu kamu supaya tidak dua kali kerja.

Nantinya, setiap aplikasi yang kamu install akan langsung di-scan oleh SSL. Namun, SSL hanya melakukan scan aplikasi yang sudah di-install setelah sertifikat SSL dipasang.

Artinya, aplikasi yang sudah kamu install sebelum menggunakan sertifikat SSL, maka tidak akan masuk dalam daftar scan SSL.

Seluruh jenis website di atas bisa kamu gunakan sebagai dasar atau bayangan seperti apa website yang akan dibuat. Untuk membuat sebuah website, kamu harus menyesuaikannya dengan kebutuhan dan minat masyarakat serta ketertarikanmu terhadap bidang tertentu.

Itulah informasi sekilas dari saya mengenai perbedaan website statis dan dinamis. Selanjutnya, kamu hanya tinggal memperdalam informasi ini dan membuat website sendiri dari nol.

Sebagai saran, sebaiknya kamu menggunakan website WordPress saja. Sebab, kamu bisa membuat website tanpa harus belajar coding terlebih dahulu.

Jika kamu mau serius belajar dan praktek, kamu bisa bergabung di program bimbingan online DISAYA yang secara Khusus dibuat untuk pemula. Kamu bisa bergabung di halaman ini.

Disaya Aja

Om Baldan Founder DISAYA Group | Pejuang Keluarga yang terus belajar banyak hal dan berharap keberkahan Ilmu dari para Guru Kehidupan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *